Sabtu, 27 November 2010

Mengingat kematian

Sakaratul maut dan kematian pasti akan datang. Kematian karena usia senja, penyakit kritis, musibah, dan sebagainya, tdak bisa ditolak kehadirannya oleh semua orang. Waktu dan tempat kematian juga tidak dapat diketahui oleh siapa pun. Tidak ada yg mendebat kenyataan ini, Tentang kematian, Allah berfirman.
"sesungguhnya, kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Itulah yang kamu selalu dari padanya" ( QS. Qaaf[50]: 19).

   Seseorang yang mengira bahwa kematian itu hanya kefaan dan ketidakadaan secara total yang tidak ada kehidupan, perhitungan amal, hari dikumpulkan, kebangkitan, surga atau neraka setelah itu adalah salah. Sebab, andai kata demikian, tentu tidak ada hikmah dari penciptaan dan wujud kita. Manusia semata sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat lega; mukmin dan kafir sama, pembunuh dan terbunuh sama, si penganiaya dan yang dianiaya sama, pelaku ketaatan dan maksiat sama, pezina dan si rajin shalat sama, pelaku perbuatan keji dan ahli taqwa sama.

Kematian adalah terputusnya hubungan ruh berpindah dari satu tempat ke tempat yg lain, dan seluruh lembaran amal ditutup, pintu taubat dan pemberian tempo pun terputus. Nabi Muhammad bersabda
" sesungguhnya, Allah menerima taubat seorang hamba selama belum sekarat'' (HR. at-Tirmidzi)


cerita diatas diambil dari buku karya Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri

Jumat, 26 November 2010

mengiringi kesalahan dengan kebaikan

Kesalahan bisa terjadi karena penyimpangan terhadap norma dalam sebuah institusi maupun terhadap individu.Hal inibisa disampaikan dengan lisan, tertukis, maupun cara2 lain yg disepakati. Bila permintaan maaf tdak cukup karena berkaitan dgn hak, maka hak itu harus ditunaikan.
   Sebagai agama yg mengatur hubungan antaratuhan dengan manusia, islam mengajarkan hal tersebut, islam memerintahkan umatnya untuk menyertai kesalahan kepada tuhan atau kepada manusia kepada kebaikan. Tebusan kesalahan yg murni berkaitan dengan tuhan dapat dilakukan dgn taubat, memperbanyak istighfar, dan tidak mengulanginya lagi. SEarah dgn ini, terdapat sebuah hadist yg diriwayatkan Abu Dzar al-Ghifari Ra,"suatu hari, aku berkata kepada rasulla, ' Wahai Rasullah, ajari aku amalan yg dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka. 'Nabi kemudian berkata jika engkau melakukan ssuatu kesalahan, iringilah dengan kebaikan , karenarasa penasaran, aku pun berkata, apakah perkataan laa ilaaha illallah termasuk kebaikan? Nabi menjawab, Ya. itu sebaik-baik kebaikan:
   Alkisah, pada suatu hari, seorang laki2 wukufdi tanah arafah. di tangannya terdapat tujuh butir batu. Ia lalu berkata kepada batu2 yg berada dalam genggamannya, "Wahai batu2, saksikanlah aku di sisi tuhan, bahwa aku bersaksi tiada tuhan selain allah dan Muhammad adalah utusannya". Setelah itu dia tidur dan bermimpi, seolah-olah kiamat telah terjadi. Dia dihisab dan dipastikan masuk neraka. malikat pun bergegas mengambilnya dan hendak menceburkannya di neraka. Ketika mereka sampai di pintu neraka, tiba2 ada sebuah batu dari batu2 yg ia miliki, melemparkannya dari pintu itu. Malaikat penyiksa lalu berkumpul menghilangkan batu tersebut. Namun,mereka tidak kuasa. Lalu, ia diseret ke pintu neraka lain. tiba2, ada batu lain dari batu2 yg dia miliki. Malaikattdak mampu mengangkatnya. Sampai , dia digiringke 7 pintu neraka. dan di setiap pintu terdapat sebuah batu dari batu2 yg dia miliki
   "Tuhan, Engkau tahu urusan hamba-Mu dan kami tidak menemukan suatu jalan pun untuk memasukkannya ke dalam neraka," ucap para malaikat mengadu.
    "Wahai hamba-ku, engkau telah menjadikan batu2 itu segai saksi. Dan, mereka tidaj menyia-yiakan hakmu. Lalu, bagaimna aku menyia-yiakan hakmu, sementara aku adalh saksi atas persaksianmu .
Masukkan dia dalam surga," jawab tuhan
   Tatkala dkt dng pintu surga, tiba2 pintunya tertutup. Hingga, dtang persaksian laa ilaaha illallah, dan semua pintu surga terbuka. Laki2 itu oun bisa masuk surga